Profil Desa Kalijering

Ketahui informasi secara rinci Desa Kalijering mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kalijering

Tentang Kami

Profil Desa Kalijering, Pituruh, Purworejo. Mengupas pesona agrowisata di Perbukitan Menoreh, potensi kopi lokal, dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi tantangan sebagai desa di kawasan rawan bencana, serta strategi pembangunannya.

  • Lokasi di Perbukitan Menoreh

    Desa ini memiliki karakteristik geografis yang unik sebagai desa perbukitan dengan keindahan alam yang memukau, namun secara inheren memiliki tingkat kerawanan bencana tanah longsor yang tinggi.

  • Ekonomi Berbasis Agroforestri

    Perekonomian desa bertumpu pada sistem pertanian agroforestri dengan komoditas unggulan bernilai ekonomi tinggi seperti kopi, cengkeh, dan kapulaga, serta potensi besar di sektor agrowisata.

  • Prioritas Pembangunan pada Mitigasi Bencana

    Tata kelola pemerintahan dan partisipasi masyarakat sangat terfokus pada upaya mitigasi bencana, menjadikan program kesiapsiagaan dan pembangunan infrastruktur penahan longsor sebagai prioritas utama.

XM Broker

Terletak di ujung utara Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, Desa Kalijering adalah sebuah entitas yang memadukan keindahan alam yang spektakuler dengan realitas kehidupan di kawasan rawan bencana. Berada di lereng Perbukitan Menoreh yang megah, desa ini menawarkan panorama alam yang memukau, udara yang sejuk dan tanah subur yang menjadi sumber kehidupan bagi warganya. Namun di balik pesonanya, Kalijering menyimpan tantangan geologis yang signifikan, yakni sebagai salah satu desa dengan tingkat kerawanan gerakan tanah atau longsor tertinggi di wilayah Purworejo.Dualisme antara anugerah dan ancaman inilah yang membentuk karakter unik masyarakat dan arah pembangunan Desa Kalijering. Mereka adalah komunitas yang teruji oleh alam, memiliki ketangguhan, solidaritas, dan kearifan lokal dalam hidup berdampingan dengan risiko. Profil ini akan mengupas secara mendalam potret Desa Kalijering, mengeksplorasi bagaimana potensi ekonomi berbasis agroforestri dan agrowisata dikelola, serta bagaimana pemerintah dan warganya bersinergi dalam memprioritaskan mitigasi bencana sebagai napas utama pembangunan untuk masa depan yang lebih aman dan sejahtera.

Profil Geografis: Keindahan dan Risiko di Lereng Menoreh

Secara geografis, Desa Kalijering memiliki topografi yang ekstrem untuk ukuran sebuah desa. Wilayahnya didominasi oleh perbukitan dengan lembah-lembah curam dan kemiringan lereng yang tajam. Kondisi ini merupakan bagian dari formasi geologi Perbukitan Menoreh yang membentang di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah desa ini tercatat sekitar 485 hektare (4,85 km²), menjadikannya salah satu desa terluas di Kecamatan Pituruh.Adapun batas-batas administratif Desa Kalijering adalah sebagai berikut:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Pamriyan

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Sawangan

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kabupaten Kebumen

Berdasarkan data kependudukan terakhir per Agustus 2025, Desa Kalijering dihuni oleh 2.150 jiwa. Dengan luas wilayah yang ada, tingkat kepadatan penduduknya relatif rendah, yakni sekitar 443 jiwa per kilometer persegi. Pola permukiman penduduk menyebar mengikuti kontur tanah, membentuk dusun-dusun kecil di punggung-punggung bukit atau di area yang dianggap lebih stabil. Lokasinya yang berada di ketinggian menjadikan desa ini sebagai "teras" Kabupaten Purworejo, yang menawarkan pemandangan menakjubkan namun juga menuntut kewaspadaan konstan dari warganya.

Perekonomian Berbasis Agroforestri dan Potensi Agrowisata

Struktur ekonomi Desa Kalijering sangat dipengaruhi oleh kondisi alamnya. Lahan datar yang terbatas membuat pertanian padi sawah tidak menjadi andalan utama. Sebaliknya, masyarakat mengembangkan sistem pertanian lahan kering yang dikenal sebagai agroforestri atau wanatani, yaitu menanam aneka jenis tanaman produktif di bawah tegakan pohon.Komoditas unggulan yang menjadi tulang punggung ekonomi desa adalah tanaman perkebunan bernilai tinggi. Kopi, khususnya jenis robusta, tumbuh subur dan menjadi salah satu produk andalan yang mulai dikenal kualitasnya. Selain kopi, warga juga membudidayakan cengkeh, kapulaga, lada, dan tanaman empon-empon lainnya. Investasi jangka panjang dalam bentuk tanaman kayu keras dan sengon juga menjadi pilihan populer sebagai tabungan masa depan.Dalam beberapa tahun terakhir, potensi agrowisata mulai dilirik secara serius oleh pemerintah desa dan masyarakat. Keindahan alam, udara sejuk, dan hamparan kebun kopi menjadi modal utama untuk menarik wisatawan. Beberapa titik di desa ini telah dikembangkan menjadi gardu pandang sederhana, di mana pengunjung dapat menikmati pemandangan matahari terbit atau terbenam dengan latar belakang perbukitan dan dataran rendah Purworejo. Geliat UMKM pun mulai tampak, terutama usaha pengolahan dan penjualan bubuk "Kopi Kalijering" yang otentik langsung dari petani.

Tata Kelola Pemerintahan dan Prioritas Mitigasi Bencana

Bagi Pemerintah Desa Kalijering, tugas utama bukan hanya menyejahterakan, tetapi juga melindungi warganya. Isu mitigasi bencana menjadi prioritas nomor satu dalam setiap agenda perencanaan dan penganggaran desa. Bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo dan berbagai lembaga terkait, pemerintah desa secara proaktif menjalankan program-program pengurangan risiko bencana.Alokasi Dana Desa (DD) sebagian besar difokuskan untuk pembangunan infrastruktur yang berfungsi ganda: sebagai sarana mobilitas sekaligus pengendali erosi. Pembangunan jalan rabat beton diiringi dengan pembuatan talud atau dinding penahan tanah yang kokoh. Program terasering dan penanaman tanaman keras seperti vetiver (akar wangi) di lereng-lereng kritis juga digalakkan untuk menstabilkan struktur tanah.Selain pembangunan fisik, penguatan kapasitas masyarakat menjadi kunci. Desa Kalijering telah memiliki Desa Tangguh Bencana (Destana) dengan kelompok relawan siaga bencana yang terlatih. "Kami secara rutin mengadakan sosialisasi dan simulasi evakuasi mandiri, terutama menjelang musim hujan. Setiap warga harus tahu apa yang harus dilakukan dan ke mana harus mengungsi jika tanda-tanda longsor muncul," ujar seorang tokoh masyarakat setempat. Pemasangan sistem peringatan dini longsor (EWS) di beberapa titik strategis juga menjadi bagian dari upaya komprehensif ini.

Kehidupan Sosial Masyarakat: Solidaritas yang Teruji oleh Alam

Hidup di tengah ancaman yang konstan telah menempa masyarakat Desa Kalijering menjadi komunitas yang sangat solid dan tangguh. Semangat gotong royong dan solidaritas sosial bukanlah sekadar slogan, melainkan mekanisme pertahanan hidup. Ketika curah hujan tinggi, sistem ronda atau jaga malam tidak hanya untuk keamanan, tetapi juga untuk memantau pergerakan tanah. Jika satu keluarga mengalami musibah, seluruh desa akan sigap turun tangan membantu tanpa pamrih.Ikatan sosial yang kuat ini menjadi modal sosial yang tak ternilai harganya. Dalam setiap kegiatan, mulai dari kerja bakti membuka akses jalan yang tertimbun longsoran kecil hingga menyelenggarakan acara adat, semuanya dilakukan dengan semangat kebersamaan. Kearifan lokal dalam membaca tanda-tanda alam juga masih dipegang teguh oleh para sesepuh dan diwariskan kepada generasi muda, menjadi pelengkap dari teknologi sistem peringatan dini modern.

Peluang, Tantangan, dan Visi Pembangunan Berkelanjutan

Peluang terbesar Desa Kalijering terletak pada pengembangan agrowisata berbasis komunitas yang berkelanjutan. Dengan memadukan keindahan alam, pengalaman memetik dan mengolah kopi, serta kearifan lokal dalam mitigasi bencana, Kalijering dapat menawarkan paket wisata edukatif yang unik. Branding "Kopi Kalijering" sebagai kopi premium dari lereng Menoreh juga memiliki potensi pasar yang sangat besar.Tantangan utamanya tetaplah faktor alam. Ancaman longsor yang permanen membatasi skala pembangunan infrastruktur besar dan menuntut biaya pemeliharaan yang tinggi. Selain itu, aksesibilitas jalan yang sulit, terutama saat musim hujan, menjadi kendala dalam pemasaran hasil bumi dan pengembangan pariwisata. Menjaga keseimbangan antara eksploitasi lahan untuk pertanian dan fungsi konservasi untuk mencegah bencana adalah sebuah dilema yang harus dikelola dengan bijaksana.Visi pembangunan Desa Kalijering adalah menjadi "Desa Wisata Agro-Konservasi yang Tangguh Bencana". Visi ini mengintegrasikan tiga pilar utama: peningkatan ekonomi melalui agrowisata dan komoditas unggulan, pelestarian lingkungan melalui praktik pertanian yang ramah lingkungan, dan penguatan ketangguhan masyarakat melalui budaya sadar bencana yang mengakar.

Penutup

Desa Kalijering adalah sebuah testimoni hidup tentang perjuangan dan adaptasi manusia. Di balik setiap tegukan kopinya yang nikmat dan setiap pemandangannya yang indah, tersimpan kisah tentang ketangguhan, kewaspadaan, dan semangat gotong royong yang luar biasa. Kekuatan sejati desa ini bukanlah terletak pada kontur tanahnya, melainkan pada karakter warganya yang telah belajar untuk tidak melawan alam, tetapi hidup harmonis dengannya. Dengan terus memperkuat sinergi antara pembangunan ekonomi dan pengurangan risiko bencana, Desa Kalijering berada di jalur yang tepat untuk mengubah tantangannya menjadi peluang menuju masa depan yang lebih aman dan lestari.